Powered By Blogger

Jumat, 02 Desember 2016

SERBUK GARAM

Tetesan air di bak mandi masih jelas ku dengar. Tik tik tik, sedikit demi sedikit masih berusaha memenuhi bak yang sebesar itu untuk Tuannya nanti. Saat itu pula aku merasa akal sehat ku mulai memikirkan hal-hal yang tidak tabu sedikitkan menurutku. Sejauh pikiranku melayang terbang di alam bebas, sejauh itu pula aku membayangkan akibat atas perasaanku yang begini adanya.

Ketika aku berpikir garam akan bisa menggantikan gula, saat itu juga hati ku menolak. Bahwa sampai kapanpun, gula tetap akan menjadi gula, dan garam akan tetap menjadi dia tanpa bisa disamakan dengan gula. Ya, sampai kapanpun rasa garam akan tetap saja begitu. Sulit untuk mengubahnya.

Ku akui waktu yang ku habiskan untuk memikirkan hal-hal ajaib itu sudah terlalu banyak. Bahkan lebih dari waktu untuk memikirkan diri ku sendiri. Aneh? Oh tentu saja tidak. Karna ini bukan untuk pertama kalinya sikap seperti ini ada di ragaku. Jika ragaku terlihat kuat bagai tak akan terhempas jika di hadang badai, maka harusnya kau tau jiwaku malah langsung terseok-seok melayang hanya dengan satu hembusan saja. Biarkan saja imajinasimu berjalan bebas di udara dan membayangkan hal apa yang sebenarnya terjadi padaku. Karena aku adalah aku, tanpa harus memaksakan mereka mengerti apa yang aku rasa sekalipum mulut-mulut manis itu mengumbar 1001 janji yang seakan benar adanya, padahal sesungguhnya itu hanya kalimat penuh fatamorgana kehidupan. Manis tapi lebih banyak pahitnya.

Sesosok manusia yang hebat itu benar-benar mengalihkan dunia ku. *eits Jangan nyanyi wajahmu mengalihkan duniaku ya 😅 (oke skip).
Ya, kembali ku tegaskan bahwa sesosok manusia hebat itu benar benar telah mengalihkan duniaku, jiwaku, akalku. Sepandai-pandainya logika ini ku permainkan, maka saat itu juga hati nurani berteriak bahwa ada banyak pemaksaan pada batin yang bersih, karna kemunafikan yang sedikit demi sedikit ku perbuat. Kau tau, ini karna mu Awan. Kekhawatiranku atas dirimu lebih membahana daripada untuk diriku sendiri. Entahlah, mengapa ini bisa terjadi. Kemunafikanku kini sedang berada di atas cakrawala kehidupanku. Jangan paksa aku mengubahnya dulu, karna itu sulit. Kau pun takkan bisa.

PNM / 03/12/16 (07:27 WIB)
#SSTORY

Senin, 28 November 2016

NELANGSA

Nelangsa, apapun yang kau rasa.
Tahukah banyak pertanyaan yang menjelma menjadi amarah yang tiada tara karna tak adamya jawaban dan kepastian atas segala keraguan yang ada?
Kamu? Jika ku ingin mempertanyakan tentang kebenaran cinta dan rasa sayang yang kau punya, akankah itu benar benar nyata?
Kuperhatikan sejenak arti bahasa tubuhmu, tersirat makna yang masih abstrak. Kau bilang padaku bahwa kau tak mencintainya lagi, masa lalumu. Tapi kau masih saja mengikuti jejaknya yang pernah kau hapus di masa lalu. Saat itu kau bersedia langsung menghapus akun medsos instagrammu demi menghilangkan kesalahpahaman yang ada. Tapi kenapa kamu membuatnya lagi, menghapus lagi hingga terjadi sebanyak lebih dari 6 kali. Dengan berbagai nama akun kau ganti sesuka hati. Kemudian, kau mengundangku untuk kembali menerima dan mengikutimu. Ya aku lakukan. Tapi kenapa kau begitu tak punya hati ketika meminta ku untuk menatapmu, memperhatikanmu, tapi kau malah ternyata kembali berbalik mengikuti masa lalu mu?
Aku cemburu, aku kesal, aku gelisah, aku muak dengan kelakuanmu yang masih saja begitu. Susah ya untuk berubah sedikit saja dan melupakan masa lalu jika kau benar benar sudah menerimaku? Ooo iyaa, kau begitu naif untuk mengakui bahwa aku ini manusia jelek, buruk rupa dan tak sesuai dengan kriteria yang kau inginkan Langit. Aku berduka karna malah membuat mu tertekab dan malu dengan keberadaanku. Apalagi masa lalu mu itu jauh lebih baik dan lebih indah bak bidadari yang kau ceritakan dalam goresan goresan kisah di dalam adegan yang kau tulis di ceritamu di halaman itu. Ya, aku memperhatikannya, tapi anehnya kau malah berbalik menginginkan ku seakan aku ini hanya pelarian yang sebenarnya sangat kau sesalkan karena akhirnya menjadi hidup bersamaku padahal kau tak menginginkannya.
Sebentar, nanti saat kita bertemu, ada beberapa hal yang ingin kutanyakan :
1. Jika kau diberikan satu kesempatan untuk memilih, kau akan memilih kembali pada masa lalu mu dan hidup dengannya atau memilih aku sebagai masa depanmu dan mempertahankan aku?
2. Jika kau masih menginginkanku, aku ingin kau bersedia benar benar menghapus masa lalu mu dan menghilangkan dia dan mereka yang dulu pernah menjadi bagian hidupmu, kau mau?
3. Jika kau memang mencintaiku dan menerimaku apa adanya, bisakah kau mengubah mindsetmu bahwa kau yang masih ingin terlihat single menjadi seseorang yang mengakui bahwa kau telah memiliki aku?

Tolong jangan buatku semakin terluhat bodoh dalam hubungan ini. Aku sudah terlalu lemah dan lelah untuk menahan hatiku untuk protes atas perlakuan mu padaku. Sedikiiit saja rasa pengertian dan kasih sayang agar aku tak merasa sepertu cermin yang sudah retak sebelum akad menginginkanku. Jangan buat aku bagaikan seonggok daging yang tak memiliki jiwa dan hidup bergantung pada orang yang menginginkanku saat segar saja.

Sedih dan makian selalu menghantui serta kutukan kutukan terhadap diriku sendiri saat aku mengingatnya. Aku mohon Langit, berbaliklah memandangku. Aku lelah kau punggungi dari hari ke hari.

Di kelas penuh kebisingan BRC.USR.29.11.16 // 11:48

SS ~ Sambil tertegun menatap mereka yang masih mengiraku hidup sendiri. Tanpa dirimu, karna kau tak pernah ingin terlihat ke permukaan bersamaku. Padahal kau yang membuatku begini, tapi sekarang kau malah tak bertanggung jawab atas rasa yang aku punya. Teganya kau Langit.

Rabu, 23 November 2016

CHANGE

Boleh say hi dulu gak?
Boleh dong yaa, masa iya langsung cus cerita tanpa mikirin muqadimah dan nyapa kalian dulu. Kan gak asik. Hehe.
By the way nih ya, tadi ada yang nge follow akun ig Awan. Awalnya pake belakang _ss  abis itu gak lama kemudian pas di cek lagi, eh udah ganti jadi _ev. Humm tadinya tu seneeng banget karna ternyata bener dia adalah Langit yang bikin akun baru di ig. Hanya saja kesedihan melanda ketika dia malah ganti nama belakang lagi jadi _ev. Sampe kapan sih lo bisa ngehargain gue Langit? Sampe bubur balik jadi nasi juga kayaknya gak akan deh ya. Ya gak sih? Jangan kan menghargai tentang keberadaan nama gue. Menghargai perasaan gue aja enggak. Udah beberapa kali lo lakuin hal yang bener bener gak mikirin perasaan gue sama sekali. Lo pake dp cewe lain berkali kali, lo ngehilangin nama gue dari status lo, lo delcon gue, lo lakuin hal yang lo suka sesuka hati lo. Lo bener bener belom bisa bersyukur dan gak bisa nerima kondisi fisik gue yang jelek ini ya? Lo gak bisa nerima fakta bahwa lo punya cewe jelek kayak gue ya? Iya? Terus sekarang lo sampe nyari nyari di goole foto foto cewe cantik yang lo suka? Gitu?.
Astagaaa, segitu ngenes nya kah gue di mata elo sampe sampe diginiin??
Gue gak tahan ya diperlakuin begini mulu. Kalo emang gak bisa nerima fisik dan bentuk gue, silahkan dengan senang hati gue gak akan melakukan operasi cuma buat kepuasan batin lo, tapi silahkan dengan segala hormat lo nyari ceee yang cantik dan sesuai sama kriteria dan keinginan lo. Sorry, gue terlahir ke dunia buat orang orang yang ngebutuhin gue bukan buat orang yang hanya menginginkan gue.

Kalo lo myari cewe cantik, seksi, putih, feminim, stylish, langsing, sorry itu bukan gue. Ada banyak yang lain di luar sesuai yang lo pengen. Karna gue sadar banget sama kekurangan gue. Jadi gue gak akan panik atau kaget sama alasan elo ntar jika suatu saat beneran gak menuhin janji lo dan nyari fisik. Gue udah kecewa dan caek ngurusin beginian, ngurusin perasaan gue yang berseralan berantakan hancur lebur karna gak di hargain, dipeduliin, dan diabaikan. Haha lucu ya hidup gue. jangan kan dihargai oleh sekitar, dihargai orang yang gue sayang aja enggak.

Aaa jelek banget sih gueee 😢😢😢
*malamkamis, sambil dengerin lagu Young Lex - Ganteng ganteng swag.
23/11/16 pukul 23:23 di GarSak

Jumat, 04 November 2016

OMBANG AMBING CINTA

Selamat malam kipas yang tak berhenti berputar yang selalu memberikan kesejukan meskipun terkadang orang-orang di sekitar mu yang merasakannya malah tidak bersyukur atas hebatnya keahlianmu membuat mereka tidak terjebak dalam rasa panas. Selamat November juga cantik ganteng buat yang berulangtahun fi bulan November ini. Sekarang gak September doang ya yang ceria, November juga harus. Kudu ini mah. Selamat bahagia hati yang masih berjuang membahagiakan orang-orang disekitar dan sedang berusaha membuatnya tetap bertahan bersamamu meskipun sikap dan tindakannya tak berkata begitu. Senyumin aja sayang 😊

Humm malem malem begini, cerita sambil nyeruput kopi hangat dan se piring cookies enak banget ya. Apalagi sambil nyeritain kamu. Iya kamu!!!

Nih ya, kalo gue nanya seberapa besar cinta lo ke dia? Lo jawab berapa?? Kalo gue minta dalam bentuk persen, lo jawab berapa persen? 10/20/30 atau 80%?? Terus perasaan lo pas udah ngasi tau dia kalo cinta lo CUMA segitu gimana? Seneng? Lo kira dia udah bahagia banget dapet 80% dari lo? Hahaha lo bener banget. Karna seenggaknya cinta lo ke dia udah lebih besar dari cinta di ke elo. Dia paling gak lebih dari 35 - 40%an lah. Lucu ya?? 😅😅

Gimana gak lucu coba, kan lagi berusaha membohongi diri sendiri. Dengan ngomong gak cinta mati, gak cinta cinta amat, bukan aku kok yang selalu ngalah, aku lawan dia kok, aku gak nurut nurut amat kok sama dia, iya aku bisa bagi waktu kok sama kalian, aku bisa jaga diri dan hati kok, perasaan aku gak dikorbanin kok dalam hubungan ini, ini emang tulus dari diri aku kok, ini mau nya aku kok, aku seneng kok sama dia, aku bahagia banget kok sama dia, bla bla bla segala nya lo omongin buat bela dia. Dasar NAIF banget lo jadi orang. JIJIK GUE!!!

Lo tau? Seberapa banyak lo jadi sampah di kehidupan orang lain dan sekarang lo ikutan jadi sampah di kehidupannya dia? Lo gak liat apa diperlakuin kayak Pohon doang? Yang kalo dia kepanasan dia bakal neduh dan mendekat ke elo, tapi saat suasana gak begitu panas dan di luar sana damai, dia akan pergi ninggalin elo nyari tempat yang lebih nyaman. Loe sadar gak sih sayaaang? Lo tu sudah membodoh bodihi diri sendiri loh ya. Sadar gak? Musti sadar dong.

Lo muna banget selalu mikir kalo dia bakal berubah dan bakal lebih sayang sama elo nanti karna emang sekarang mungkin dia belom bener bener bisa ngerasain seberapa sayang elo ke dia. Lo muna banget ngeharepin dia ngasih surprise ulang tahun buat elo, ngasih kado, ngasih minimal ucapan tepat di hari ultah lo yang gak cuma lewat chat doang. Lo tu pinter juga ngebohingin diri lo saat usaha lo buat datengin dia, nge chat dia, ngelakuin apa yang menurut lo baik ternyata malah gak ditanggepin apa apa. Sedodol itu ya hidup lo ha? Kenapa siih gak sadar sadar juga? Kenapa lo masih pertahanin dia seakan akan dia satu satunya yang bisa bikin lo bahagia? Karna keyakinan  lo itu gak selalu bener loh. Lo harus liat gimana realita dan fakta di dunia nyata, bukan ekspektasi lo doang. Nih ya gue tanya : dia kalo lo ultah pernah gak ngehadiahin lo sesuatu?  minimal ngucapin via telfon deh? Enggak kan, yang ada itu malah dia ngejanjiin ngasi kado yang udah dikasi tau apa aja kado nya tapi sampe sekarang gak ada tanda tanda apa apa tuh, ya kan. Terus dia pernah gak bales chat lo ikhlas dengan senang hati terus bikin lo bener bener klepek klepek gak cuma gara gara dia ngomong love you doang? Apa? Pernah? Oke kalo gitu itu gue terima. Tapi lo pernah gak diabaikan berhari hari, chat lo di read doang dan dia gak usaha bales, terus dia malah bisa ganti dp gitu pernah gak? Pernah kan. Nah makanya lo sadar diri dong. Lo tu bener bener sampah yang patut diabaikan. Jangankan elo, gue aja jijik ngeliat kepribadian elo. Inget ya, janji jaman sekarang tu cuma buat nenangin lo kaum hawa biar gak banyak cincong. Sedangkan kaum adam memanfaatkan kesempatan janji janji palsu ke semua cewek yang ditemuinya.

Lantas sekarang apalagi yang lo harapkan? Nungguin dia sampe muak sama lo? Lo tau, dia udah berjuta kali nyuruh lo pergi dari hidupnya dia. Dan sekarang lo masiiiih aja bertahan. LO masih mau nunggu sampe dia berubah pikiran dan hati untuk bener bener mencintai elo?

Nih gue kasih jawabannya : NGIMPI AJA LOE!!! BYE. 😶😏





SSH - NANGOR
Sambil ngetik
00:11 / 05/11/2016

Selasa, 25 Oktober 2016

Kopi-kir saja sendiri

Kau tahu, aku sedang mempersiapkan segalanya untuk memberanikan diri bertanya padamu mau dikemanakan hubungan ini? Karna aku juga butuh kepastian arah untuk menghilangkan kebingunganku. Terjadi disonansi kognitif dalam diriku, dimana suatu rasa tidak nyaman terlibat dalam pergolakan hati, pikiran, dan sikap ku padamu. Aku ingin tahu seberapa penting hubungan ini untukmu saat ini? Karna kurasa cerita kita di halaman ini hampir sama seperti ceritaku saat dulu bersamanya. Kami juga pernah berhenti berbicara satu sama lain. Tidak memperbincangkan apa-apa dan hanya diam tanpa kata. Setelah itu akhirnya kami berbaikan dan membahas ini semua yang kemudian hanya bertahan selama 1 setengah tahun yang akhirnya berakhir di tahun ketiga. Kau lihat? Kini kekhawatiranku semakin mendalam. Jika aku berpikiran bahwa kopi membuatku kembali memgingatmu saat kau tersandar di bahuku dan tertidur dalam perjalanan panjang waktu itu, maka kini aku berpikir bahwa aku akan bersabar  jika kopi panas yang ku tunggu memang nikmat saat  sedang hangat. Tapi bagaimana saat kopi itu sudah dingin? Apakah dia bisa hangat kembali? Tentu saja bisa, tapi tentu saja tak akan senikmat saat pertama kali aku meminumnya. Aku kira, jika hubungan ini masih saja ku ibaratkan kopi, maka akan sulit untukku menjelaskan nya, dan lagi, ternyata kopi tak sepenuhnya membantu dan menginspirasiku untuk memberitahumu dan menjelaskan tentang perasaanku padamu.

Lalu, bagaimana dengan pelangi? Kau tau aku menyukai hujan? Tapi bagaimana bisa aku yang dulu mencintai pelangi setelah hujan kini berubah meragukannya? Ini karena aku mulai sadar, bahwa aku tak mau diberikan kebahagiaan sesaat seperti pelangi. Yang indah setelah hujan namun takkan bertahan lama kemudian menghilang dengan sendirinya.

Ku pikir kau pantas disebut pelangi karna dengan perlahan kau menghilang dari ku dan kehidupanku. Wajar saja jika aku mulai terbiasa dengan sikapmu karna hubungan ini hampir berjalan 500 hari lamanya. Sementara dalam waktu yang panjang ini kau hanya mampu memberikan ku 80% untuk perjalanan ini. Mungkin ini masih terlalu singkat untukmu. Itu menurutku. Jika aku salah, kau sebaiknya jelaskan padaku hal yang terjadi sebenarnya bukan malah memarahiku dan mengusirku langsung dengan memintaku men-delcon mu atau sejenisnya, karena itu akan percuma.

Sekarang coba kau renungkan kembali, apakah kesalahan yang pernah kau perbuat itu hal kecil dan kesalahan yang ku buat itu selalu merupakan hal besar dan fatal? Jika ya, katakan padaku penyebabnya. Agar aku tak seperti orang bodoh lagi yang kebingungan mencari cari apa dan kenapa begini.

Saat nanti aku menanyakan kepastian hubungan ini, aku harap kau benar benar menjawabnya dengan pasti bukan sekedar sayang sayangan untuk mengelak dari pertanyaanku. Ditambah lagi aku sudah terlalu menyedihkan saat kau mengatakan agar aku tidak mengganggu mu ataupun mengusikmu dengan sikapku yang selalu berusaha mengingatkanmu akan sesuatu yang ternyata kau pandang bahwa itu berlebihan.

Di hari yang telah kita tentukan dan kita janjikan, di hari ke 500 nanti tepatnya tanggal 29/10/16 pukul 16.00 ku harap kau kali ini tidak ingkar dengan janjimu. Karna aku benci dengan segala bentuk pengingkaran atau ketidakpastian. Jika memang tak ingin dan tak bisa, maka aku akan memakluminya, namun jika kau berkata ya namun di hari h kau diam saja tanpa berkata apa apa, maka aku akan kecewa melihatnya.

Terimakasih atas waktu mu yang selalu tersedia banyak untuk ganti dp dan update pm serta follow akun2 ig cewe cewe cantik dan me like foto mereka dan berbanding terbalik dengan waktu yang tersedia untukku.

Aku bertahan denganmu itu karna aku mencintaimu. Tapi sepertinya kauntak begitu. Kau tau apa alasan ku selalu meragukan mu saat mengatakan kau ingin menikah denganku? Karna ku pikir itu hanya omongan orang-orang yang sedang di mabuk kepayang oleh cinta saat berjumpa dan lupa dengan janji dan kata kata saat berpisah. Yang diingat bisa jadi hanyalah wanita yang di sekitarmu, atau kesenanganmu yang benar benar membuatmu lebih bahagia dsripada sekedar berbagi cerita dan waktu denganku.

Jujur, aku selalu saja minder dan malu dengan fisikku yang seperti ini. Kulit gelap, bibir tak tipis seperti mereka, pendek, bodoh, dan dari keluarga yang biasa biasa saja, tidak sepertimu.

Kini aku sadar, jika nanti kau benar benar tak punya rasa apa apa lagi, maka aku akan menyerah memperjuangkannya. Aku hanya ingin kepedulian, kejujuran, dan kepercayaan. Jika tidak begitu, aku bingung harus bagaimana.

Ssha - Nangor
25/10/16 00:17 wib
Sambil mendengar kipas angin.

Jumat, 14 Oktober 2016

INSECURE

Pernah mendengar bunyi kodok di malam hari setelah hujan datang mengahampiri bumi? Ngrrrrk nggerrkk begitulah bunyinya dalam pendengaran gue. Suara mereka cukup untuk menemani malam yang gue lalui menjelang bertemu Sang Awan dan Matahari esok hari. Hei, lihatlah wajahku yang penuh dengan lukisan senyuman (palsu) yang tergambar di raut wajahku yang bulat tak menentu. Terkadang wajah ini abstrak, kadang bulat, kadang malah lucu sekali. Hehehe.

Dalam riuh ramainya nyanyian para kodok di luar sana (karena mereka gak serumah sama gue), akhirnya membantu gue menuangkan sepercik kisah percintaan yang kembali pada tahap "Kasmaran Tidak Tak Tentu". Dalam sekejap gue bisa dibuatnya tersenyum (asli) tanpa henti, lalu beberapa detik kemudian dia berhasil membuat hati gue jadi menyerah dengan keadaan.

Entah apa yang merasuki hati dan pikiran gue saat mulai merangkai kata demi kata dalam blog ini. Yang jelas, gue selalu menekankan bahwa ini adalah tentang apa yang terjadi di suatu sisi kehidupan Langit.

Gue hanya Langit yang selalu berusaha untuk tetep ada selagi kiamat belum memisahkan gue dengan Awan. Tapi terkadang Awan pergi menjauh, mencari sisi Langit yang lain, terkadang malah berpindah lebih jauh lagi, dengan jarak yang makin tak terkira, lagi dan lagi. Gue gak punya kekuatan ajaib seperti tongkat ibu peri ataupun kekuatan luar biasa seperti Dimas Kanjeng yang bisa membuat sesuatu yang tidak ada menjadi ada. *Dimas Kanjeng = Dukun. Gue bisa dengan segera  berdoa kepada Tuhan. Tapi pertanyaannya adalah apakah Tuhan langsung mendengarkan dan mengabulkan doa gue yang hina ini? Apalagi doa untuk dia yang memang belum benar benar menjadi Muhrim gue. Mungkin Tuhan akan memberikan jalan keluar bersyarat bagi gue.

Di antara jeritan suara kodok malam ini, tampaknya jeritan suara hati gue lebih luar biasa menggema dibandingkan mereka. Hati gue merasa sepertinya gue bener bener gak bisa apa apa. Gue adalah seorang yang tidak berdaya guna untuk membuat seseorang merasa bahagia bersama gue, merasa dianggap ada, merasa tenang dan nyaman, merasa dihargai, ataupun merasa bangga memiliki gue. Tidak sama sekali. Karna gue hanyalah Langit yang tanpa hiasan apapun dengan satu warna. Tak seperti Awan yang memang bisa berubah warna ketika matahari, pelangi, bulan, dan bintang menemani. Jangankan membuatnya bahagia, untuk memberikan kenyamanan dan ketenangan saja terkadang aku tak mampu.

Apa? Kamu mempertanyakan mengapa gue berkata seperti ini? Ini gue ungkapkan bukan tanpa pengalaman, bukan tanpa kisah, dan bukan tanpa riset. Berdasarkan hasil observasi yang sudah gue jalani, ternyata hampir 78% benar bahwa gue hampir termasuk dalam kategori bukan siapa siapa dalam kisah ini. Dia yang lain adalah "siapa siapa" yang sesungguhnya.

Tak sedikit waktu yang gue gunakan untuk berpikir dan mempertanyakan sebenarnya apa yang terjadi dan siapa diri gue untuknya. Tapi selalu saja diri gue yang naif ini bilang : "Tenang, lo sangat berarti bagi dia, lo gak usah pikirin dia cinta atau gak sama lo, dia sayang atau gak, dia nyaman atau gak, dia beneran atau gak dalam apapun janjinya. Yang penting sekarang lo lakuin yang terbaik buat dia dan buat dia bahagia. Usaha lo harus lebih maksimal biar bisa dapetin Hati, cinta tulus, kasih sayang, dan dirinya seutuhnya. Jika ternyata apa yang lo lakuin disia siakan, lo jangan pernah menyianyiakan dia balik. Biarkan itu terjadi dan selesai dengan sendirinya. Toh Tuhan sudah mengatur dimana dan kapan lo bakal ketemu jodoh lo sesungguhnya kok."

Gimana?? Naif kan gue? Iya dong. Sebisa mungkin gue berusaha membohongi diri gue sendiri dan hati nurani gue. Gue gak pernah bisa mengakui dan jujur dengan hati kecil gue bahwa sesungguhnya saat ini hati gue menangis. Menangis dengan kapasitas air mata yang lebih dari biasanya. Atau jika tangisan gue memiliki 7 level, maka ini level ke 5 (dimana tidak ada air mata namun isakan ada).

Hei Langit!!!
Jika aku memberitahumu tentang perasaan dan keinginanku, apakah kau akan memaklumi dan merubah sikapmu padaku? Maukah kau benar benar ikhlas memberikan hatimu dan menjatuhkan jangkarmu di tempatku? Bersediakah kamu?

Hahaha, mungkin tidak. Karna gue tau, setelah membaca dan mengingat semuanya, gue prediksikan bahwa lo bakal marahin gue, kecewa sama gue, muak dengan perlakuan gue, bosen liat tingkah laku gue, dan abis itu benci deh sama gue. Ya kan?? Tapi ada satu hal yang paling gue takutkan terjadi setelahnya. Gue takut lo pergi dari hidup gue. Gimana enggak takut coba? Lo kan hampir sangat  sering  sekali mengeluarkan kata kata yang sangat menyakitkan ini ke diri gue yang buluk ini. Tapi gue udah terlanjur cinta siih, makanya gue berusaha minta maaf, pertahanin, dan tetap menginginkan lo ada di hidup gue. Lo mau bilang gue bodoh? Silahkan, gue gak larang.

Sekarang dalam waktu hampir 500 hari kita,  gue selalu lagi lagi ditimpa kesedihan yang cukup buat ngilangin nafsu makan gue dan membut waktu gue untuk menulis di buku harian semakin banyak, seperti malam ini. Di jam 23:29 ini gue memutuskan untuk bertahan menuliskan kisah kisah klasih yang gue jalani. Demi lo yang mungkin bersedia membaca blog antah berantah gue ini.

Kesedihan yang gue alami sedikit banyak akan gue rangkum dalam kisah hujan sore tadi.
Beberapa hari ini lo selalu memberikan tanda bahwa perasaan lo sedang gundah gulana. Lewat foto dan updatean status yang lo lakukan sebenarnya cukup untuk membuatku penasaran dan bertanya ada apa dan apa yang terjadi sebenarnya? Kenapa kau seperti ini? Tapi hari demi hari gue tahan. Menahan lagi, dan lagi. (Bukan nahan yang aneh aneh dipikiran lo ya 😆😆).

Hingga hari selanjutnya kau masih begitu, dan akhirnya hari itu gue putuskan untuk menanyakan apa yang membuatmu begini? Dan kau mengatakan bahwa " ada yang mengatakan padaku bahwa wajahku tampak memiliki kesedihan dan menyimpan beban meskipun aku tertawa bersama". Aku bertanya siapa yang mengatakannya dan ada apa sebenarnya, tapi kau hanya menjawab "jangan tanyakan padaku, aku tak tau kenapa ini terjadi. Tolong jangan bahas ini. Aku tak ingin membahasnya."
Sontak gue langsung menerjemahkan maksud perkataannya. Dan akhirnya membuat gue menyerah untuk bertanya lagi tentang hal yang terjadi. Mungkin saja dia belum siap untuk memberikan kepercayaan pada gue untuk berbagi dan menceritakan beban yang dia miliki.

Hingga detik ini, gue berpikir, siapa gue sebenernya buat lo? Apa gue bagi lo? Seberapa penting hubungan ini buat lo? Dan apakah selama ini lo sudah benar benar mempercayakan gue untuk menjadi seseorang untuk pendaratan cinta lo?.

Gue sakit Waan, gue sakiit liat lo begini. Gue berusaha untuk menahan diri untuk tidak bertanya saat gue hanya bisa mengobrol dengan lo via medsos. Karna gue berpikir, mungkin nanti saat bertemu langsung kau akan mengatakannya dan bersedia mempercayakan pada diri gue untuk berbagi tempat untuk bercerita. Tapi entahlah, besok jika benar kita bertemu, gue harap kau bersedia menjadi Si Penyair yang bersedia berbagi kisah dengan si Penyanjung.

Dan kini gue mulai kebingungan mengungkapkan keadaan hati gue. Jadi gue harap mengertilah, percaya ke gue. Semoga ini gak bikin amarah lo meledak ledak dan malah membenci gue setelahnya.

Terimakasih sudah mempercayakan medsos, dp, dan pm yang lo punya. Maafkan gue yang juga hanya mampu melukis pada kertas elektronik ini. Ini gue lakukan hanya karna gue belum menemukan waktu yang tepat untuk memberanikan diri menanyakan keadaan sesungguhnya dan belum menemukan kalimat yang tepat agar bisa membuat lo tenang dan bahagia bersama gue.

Rasa sayang dan cinta gue sudah tak lagi sama, karna jika gue katakan sejujurnya, sebenarnya kini perasaan gue semakin dalam buat lo. Asal lo tau itu.

Terimakasih masih menjalani.

*Tentang Langit dan Awan yang berada di naungan yang sama namun jarak hati yang berbeda.
*Masih cerita fiksi yaaa, boleh baper asal komen dan sharing bareng gue.
*Thanks for reading but not cheating my idea.
*Love you readers
* ASSALAMUALAIKUM

#Tidak sedang mendengarkan lagu apapun, takut baper kalo muter lagu galau.
# Dikisahkan pada 23:52 WIB, 14/10/16
# Bersama suara kodok dan kipas angin
#Di tanah tanpa Gunung dan hanya ada 1 Bukit.

Rabu, 12 Oktober 2016

LEMBAYUNG KEMARIN

Kebisingan di kelas hari ini sekilas mengingatkan tentang betapa bahagianya mereka yang baru menjadi maba (mahasiswa baru) dan menginjak usia kuliah. Humm bagiku ini membosankan, karena ini bukan pertama kalinya aku duduk di bangku perkuliahan. Setiap masuk kelas, aku harus siap diwawancarai mengenai alasan kepindahan ku ke kampus yang menurut mereka tidak lebih baik dari kampus ku sebelumnya. Ya, aku kira kau tau maksudku apa dan dimana.

Hujan deras yang bekerja sama dengan angin ribut semalam pun menemani ku menemukan ode untuk membalas pesannya. Ya, Awan dan aku bercanda bersama membahas hal hal tak penting dalam hidup. Yaaa tentu saja itu kami lakukan agar untuk menghindar dari rasa bosan dan aku juga tak ingin obrolan ini cepat berakhir. Itu menjadi alasan ku mencari dan mencari lagi pembahasan yang ku kira menarik padahal tidak sama sekali. Aku pernah membuatnya muak, bosan, marah, kesal, benci, dan semua sinonimnya, hanya karna aku mulai gak jelas dan uring-uringan.

Hujan berlalu hingga air tergenang menggenaskan di teras rumah kami. (Kalimat ini lebay menurutku haha). Obrolan kami di media sosial masih berlanjut, hingga saat aku memintanya menemaniku untuk mengambil beberapa barang milik temanku di kossannya. Tapi sebelum bilang ya, Awan malah agak kesal dan mengiraku memaksa dan mengancamnya atas apa yang aku minta dan akan ku lakukan. Padahal, aku gak bermaksud melakukan itu. Aku hanya ingin memastikan segera kesediaannya untuk menemaniku atau tidak. Agar pekerjaan yang akan aku lakukan tidak luntang lantung. Tapi aku cinta padanya saat dia menunjukkan kecemburuannya atas sikap ku pada Fafa. Dia bertanya :

Emang dia siapa? Cowok kamu? Iya?

Kalo udah begini, aku seneng gak ketulungan, karna aku jadi merasa dicintai sama dia hehe.
Makasi udah cemburu yaa.  Jangan jangan kalian juga punya nih cowo kayak begini? Bisa nih sharing sama gua/ gue/ aku biar ntar kita berbagi cerita dan kisah kita. Aku nerima banget kok pertanyaan dan masukan dari kalian tentang hubungan ini.

Hei, ternyata dosennya gak masuk, aku mau pamit dulu ya, besok kita lanjut.
Daaah, Loveyou my reader 😙

13/10/16 // 07:59
Di tanah tanpa gunung dengan satu bukit.